kali ini saya mau posting tentang rangkuman materi koloid nih meskipun saya udah lulus tapi ilmu masih berguna, buat adik-adik ataupun yang lagi pada nyari silahkan disimak:
A. Sistem Dispersi
- Sistem dispersi adalah penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain.
- Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi.
- Medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Suspensi
Merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang relatif besar dan tersebar merata dalam medium pendispersinya. Umumnya berupa campuran heterogen.
Contoh: pasir yang dicampur dengan air, air kopi, campuran minyak dengan air.
2. Larutan
Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil. Umumnya berupa campuran homogen.
Contoh: larutan gula, larutan garam, sirup.
3. Koloid
Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya antara 1 nm – 100 nm, ditemukan oleh Thomas Graham (1861).
Contoh: sabun, susu, jeli, mentega, selai, santan, mayones.
B. Perbandingan Larutan, Suspensi, dan Koloid
Sifat zat Larutan Koloid Suspensi
Ukuran partikel <100 nm
(10-7 cm) 1 – 100 nm
(10-7 - 10-5) >100 nm
(10-5)
Bentuk campuran Homogen Heterogen Heterogen
Jumlah fase Satu fase Dua fase Dua fase
Kestabilan Stabil Relatif stabil Tidak stabil
Cara pemisahan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
Penampilan fisis Jernih Keruh keruh
C. Jenis – Jenis Koloid
Fase terdispersi Medium pendispersi Nama koloid Contoh
Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan, mutiara, kuningan, perunggu
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, nasi
Gas Padat Buih / busa padat Batu apung, lava karet busa, kerupuk, Styrofoam
Padat Cair Sol Cat, jeli, agar-agar, tinta, selai, sol emas
Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayones, lateks, minyak ikan
Gas Cair Buih / busa Buih sabun, krim kocok, limun
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu, buangan knalpot
Cair gas Aerosol cair Awan, kabut, hairspray, obat semprot
D. Kegunaan Koloid
a. Pemutih gula tebu
b. Penjernih air (tawas).
c. Pembuatan obat norit (untuk sakit perut)
d. Pembersih pakaian (sabun, detergen)
E. Sifat – Sifat
1. Efek Tyndall
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut dengan efek tyndall.
- Jika objek adalah larutan, maka cahaya akan diteruskan (transparan).
- Jika objek adalah koloid, maka cahaya akan dihamburkan dan pertikel terdispersinya tidak tampak.
- Jika objek adalah suspensi, maka cahaya akan dihamburkan tetapi partikel terdispersinya dapat terlihat.
Contoh:
a. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu.
b. Sorot lampu mobil pada malam hari yang berkabut.
c. Berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut.
2. Gerak Brown
Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak brown. Gerak brown ditemukan oleh Thomas Brown. Gerak brown dapat menstabilkan koloid.
gerak brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul – molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi.
3. Adsorbsi
- Kemampuan koloid untuk menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya disebut adsorpsi
- Kemampuan koloid untuk menyerap ion atau muatan listrik dampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.
Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan partikel koloid, disamping gerak brown.
Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.
Sifat adsorbsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses:
a. Pemutihan gula tebu
b. Penjernihan air
c. Pembuatan obat norit
d. Pewarnaaan serat kain pada pabrik tekstil
e. Pencucian dengan sabun
4. Koagulasi
Penggumpalamn partikel koloid disebut koagulasi.
Peristiwa pada koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
A. Peristiwa mekanis (pemanasan atau pendinginan)
Contoh: pembuatan selai, pembuatan cincau, pembuatan eskrim, darah yang dipanaskan, pembuatan agar – agar.
B. Peristiwa kimia
- Menambahkan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut.
- Dengan sel elektroforesis.
Contoh koagulasi dalam kehidupan sehari – hari:
a. Pembentukan delta di muara sungai
b. Asap atau debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik Cottrel.
c. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam formiat.
d. Susu ditetesi air jeruk akan menggumpal.
5. Kestabilan koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Untuk menjaga kestabilan koloid dapat dilakukan dengan cara – cara sebagai berikut:
q Menghilangkan muatan koloid
Dapat dilakukan dengan proses dialisis. Dalam proses ini sistem koloid dimasukan ke dalam suatu kantong koloid (terbuat dari selaput semipermiabel yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion atau molekul sederhana tetapi manahan partikel koloid). Kantong ini kemudian dimasukan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Ion-ion akan keluar dari kantong dan terbawa aliran air. Salah satu pemanfaatan dari proses dialisis adalah pencuci darah (haemodialisis).
q Penambahan stabilisator koloid
1. Emulgator
Merupakan zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam padat) dengan tujuan agar tidak mudah terpisah.
2. Koloid pelindung
Merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil.
6. Koloid Liofil dan Liofob
- Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya.
- Koloid liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya.
bila medium pendispersinya air, maka koloid liofil disebut koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofob.Koloid liofil lebih kental daripada koloid liofob.
Perbandingan sifat sol liofil dan liofob:
No. Sifat Sol liofil Sol liofob
1. Daya adsorpsi terhadap medium Kuat, mudah mengadsorpsi Tidak mengdsorpsi mediumnya
2. Efek tyndall Kurang jelas Sangat jelas
3. Viskositas (kekentalan) Lebih besar daripada mediumnya Hamper sama dengan mediumnya
4. Koagulasi sukar Mudah terkoagulasi (kurang stabil)
5. Lain – lain Bersifat reversibel Irreversible (jika sudah menggumpal sukar dikoloidkan kembali)
sifat hidrofil dan hidrofob dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan detergen. Kemampuan detergen menarik lemak and minyak, disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak.
F. Pembuatan Koloid
1. Cara Dispersi
a. Cara mekanik (dispersi langsung)
Butir – butir kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau menggerus partikel terdispersi sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
b. Homogenisasi
Adalah cara memperkecil ukuran partikel – partikel besar menjadi partikel koloid dengan menggunakan mesin homogenisasi.
c. Peptisasi
Adalah cara memecah partikel – partikel besar menjadi partikel koloid misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
d. Busur Bredig
Cara ini digunakan untuk membuat sol – sol logam.
2. Cara Kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Adalah reaksi suatu zat dengan air.
b. Reaksi redoks
Adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.
c. Pertukaran ion
Umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat – zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
htt://a-guz.blogspot.com
Rabu, 25 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
ijin nyatat yah buat di pelajarin :D
KURANG LENGKAP -,,-
ini ko ngacak ya
Posting Komentar